Sunday, December 2, 2012

MBO


Pengertian MBO
Suatu pendekatan pada perencanaan yang melibatkan para manajer dan bawahan secara bersama-sama menentukan tujuan khusus dan secara berkala dievaluasi untuk mencapai kemajuan kearah pencapaian tujuan.
Sistem MBO Formal
Unsur-unsur umum yang selalu ada dalam berbagai sistem MBO yang efektif :
1.      Komitmen pada program. Mensyaratkan komitmen para manajer di setiap tingkatan para manajer di setiap tingkatan organisasi terhadap pencapaian tujuan-tujuan pribadi dan organisasi, serta proses MBO.
2.      Penetapan tujuan manajemen puncak. Program-program perencanaan efektif biasanya dimulai dengan para manajer puncak, yang menetapkan tujuan-tujuan pendahuluan setelah berkonsultasi dengan para anggota organisasi lainnya.
3.      Tujuan-tujuan perseorangan. Dalam suatu program MBO efektif, setiap manajer dan bawahan merumuskan tanggung jawab dan tujuan jabatan mereka secara jelas.
4.      Partisipasi. Derajat partisipasi bawahan dalam penetapan tujuan dapat sangat bervariasi. Pada satu sisi ekstrim, bawahan mungkin berpartisipasi hanya dengan kehadirannya ketika tujuan ditetapkan oleh manajemen. Pada sisi ekstrim lain, bawahan mungkin sangat bebas untuk menetapkan tujuan mereka sendiri dan metoda pencapaiannya.
5.      Otonomi dalam implementasi rencana. Setelah tujuan ditetapkan dan disetuju, individu mempunyai keleluasaan dalam pemilihan peralatan untuk pencapaian tujuan.
6.      Peninjauan kembali prestasi. Manajer dan bawahan secara periodic bertemu untuk meninjau kembali kemajuan terhadap tujuan.


Kekuatan dan Kelemahan MBO
Dalam suatu survey terhadap para manajer, Tosi dan Carroll mengemukakan kebaikan-kebaikan berbagai program MBO, yang dapat diperinci sebagai berikut :
-          Memungkinkan para individu mengetahui apa yang diharapkan dari mereka.
-          Membantu dalam perencanaan dengan membuat para manajer menetapkan tujuan dan sasaran.
-          Memperbaiki komunikasi antara manajer dan bawahan
-          Membuat para individu lebih memusatkan perhatiannya pada tujuan organisasi.
-          Membuat proses evaluasi lebih dapat disamakan melalui pemusatan pada pencapaian tujuan tertentu.
Ada dua kategori-kategori kelemahan-kelemahan khas untuk organisasi yang mempunyai program-program MBO formal :
1.      Kelemahan-kelemahan yang melekat (inherent) pada proses MBO. Ini mencakup konsumsi waktu dan usaha yang cukup besar dalam proses belajar untuk menggunakan teknik-teknik MBO, serta biasanya meningkatkan banyaknya kertas kerja.
2.      Kelemahan-kelemahan seharusnya tidak ada tetapi sering dijumpai dalam pengembangan dan implementasi program-program MBO.

Beberapa masalah pokok yang harus dikendalikan agar program MBO sukses :
1.      Gaya dan dukungan manajemen. Bila para manajer puncak lebih suka pendekatan otoritas yang kuat dan pembuatan keputusan yang disentralisasi, mereka akan memerlukan pendidikan dan latihan kembali sebelum mereka dapat menetapkan program MBO.
2.      Penyesuaian dan perubahan. MBO mungkin memerlukan banyak perubahan dalam struktur organisasi, pola wewenang, dan prosedur pengawasan.
3.      Keterampilan-keterampilan antar pribadi. Proses penetapan tujuan dan peninjauan kembali manajer – bawahan memerlukan suatu tingkat keterampilan tinggi dalam hubungan-hubungan antar pribadi.
4.      Deskripsi jabatan. Penyusunan suatu daftar khusus tujuan dan tanggung jawab perseorangan adalah sulit dan memakan waktu.
5.      Penetapan dan pengkoordinasian tujuan. Penetapan tujuan yang menantang, sekaligus realistic, sering merupakan sumber kebingungan manajer.
6.      Pengawasan metoda pencapaian tujuan. Manajer dapat mengalami frustasi apabila usahanya untuk mencapai tujuan tergantung pada pencapaian bagian lain dalam organisasi.
7.      Konflik antara kreativitas dan MBO. Mengikatkan evaluasi prestasi, promosi dan kompensasi pencapaian tujuan mungkin berlawanan dengan tujuan produktivitas bila hal itu cenderung tidak mendorong inovasi.

Membuat MBO Efektif
MBO seharusnya tidak dipandang sebagai “obat mujarab”bagi berbagai kebutuhan-kebutuhan perencanaan, motivasi, evaluasi dan pengawasan suatu organisasi. Karena banyak manajer akan menghadapi berbagai macam program penetapan tujuan dalam organisasi, penting diperhatikan unsur-unsur yang diperlukan bagi efektivitas MBO :
-          Mendidik dan melatih manajer. Agar MBO sukses, manajer harus memahaminya dan mempunyai keterampilan yang sesuai. Mereka harus dididk tentang prosedur dan kebaikan-kebaikan sistem serta keterampilan-keterampilan yang diperlukan.
-          Merumuskan tujuan secara jelas. Manajer dan bawahan harus dipuaskan bahwa tujuan adalah realistic dan mudah dipahami, serta akan digunakan untuk mengevaluasi prestasi.
-          Menunjukkan komitmen manajemen puncak secara kontinyu. Penerimaan dan antusiasme mula-mula para karyawan terhadap program MBO mungkin hilang dengan cepat kecuali manajemen puncak melakukan usaha-usaha bersama untuk menjadi sistem tetap hidup dan berfungsi sepenuhnya.
-          Membuat umpan balik efektif. Sistem MBO tergantung pada para partisipan yang mengetahui posisi mereka dalam hubungannya dengan tujuan-tujuan.
Mendorong partisipasi. Manajer harus menyadari bahwa partisipasi bawahan dalam penetapan tujuan bersama dapat mengandung implikasi pengalokasian kembali kekuasaan

unsur, tujuan dan fungsi manajemen


Unsur-unsur Manajemen

            Unsur-unsur manajemen biasanya dirumuskan dengan 6 M, yaitu:
1.      Men, tenaga kerja manusia, baik tenaga kerja eksekutif maupun operatif.
2.      Money, uang yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
3.      Methode, cara-cara yang dipergunakan dalam usaha untuk mencapai tujuan.
4.      Materials, bahan-bahan yang diperlukan untuk mencapai tujuan.
5.      Machines, mesin-mesin atau alat-alat yang  diperlukan /dipergunakan untuk mencapai tujuan.
6.      Market, pasar untuk menjual output dan jasa-jasa yang dihasilkan.

Tujuan-tujuan

            Tujuan-tujuan hendaknya ditetapkan secara logis, rasional, realistis dan ideal; berdasarkan fakta, data, kemampuan serta potensi yang dimiliki; dan tidak bertentangan dengan nilai-nilai sosial, agama, moral serta peraturan-peraturan pemerintah; agar tujuan perusahaan yang ditetapkan bermanfaat bagi masyarakat, cukup visibel untuk dicapai.
             G.R. Terry mendefinisikan tujuan perusahaan, “sesuatu tujuan manajerial adalah tujuan yang diinginkan yang melukiskan skope yang jelas, serta memberikan arah kepada usaha-usaha seseorang manjer”. Definisi ini mencakup empat pokok, yaitu: (1) tujuan, (2) skope, (3) kepastian dan (4) arah.  Tujuan harus mencakup ke empat pokok tersebut, berikut perencanaan mengenai  policies, stretegies, procedures, methode, system, rules, intruction dan lain-lain yang dapat dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut. Ada bermacam-macam tujuan, tetapi disini kita batasi hanya dalam rangka manajemen saja, sesuai dengan pokok tinjauan kita.
           Pada dasarnya setiap tujuan adalah rencana. Dan tujuan-tujuan organisasi, perusahaan atupun pemerintah dapat kita lihat atau ditentukan pada Anggaran Dasar atau Anggaran Rumah Tangga pada Statuta atau Undang-undang Dasar. Tujuan-tujuan dapat ditinjau dari beberapa segi, antara lain berdasarkan: tipe-tipenya,  prioritasnya, jangka waktunya, sifatnya, hirarkinya, bidangnya dan menurut jiwanya. Pembagian tujuan berdasarkan sudut tinjauan seperti ini, dapat kita lihat secara lebih jelas pada uraian berikut.

           Menurut tipenya tujuan terbagi atas:
1.       Profit objectives, bertujuan mendapatkan laba bagi pemiliknya.
2.      Service objectives, bertujuan memberikan pelayanan yang baik bagi konsumen, artinya mempertinggi nilai barang dan jasa yang di tawarkan kepada konsumen.
3.      Social objectives, mementingkan nilai guna yang diciptakan perusahaan bagi kesejahtraan masyarakat.
4.      Personal objectives, menghendaki para pekerja secara individual economic, social psychlogical  mendapat kepuasan dibidang pekerjaan dalam perusahaan.

           Menurut prioritasnya, tujuan terbagi atas:
1.       Sasaran primer;
2.      Sasaran sekunder;
3.      Sasaran individual;
4.      Sasaran sosial.

Menurut jangka waktunya, tujuan terbagi:
1.      Sasaran jangka panjang;
2.      Sasarn jangka menengah;
3.      Sasaran jangka pendek.



Menurut bidangnya, tujuan terbagi atas:
1.       Top level objectives, tujuan-tujuan umum, menyeluruh, menyangkut berbagai bidang sekaligus.
2.      Finance objectives, ialah tujuan-tujuan mengenai modal.
3.      Production objectives, tujuan menyangkut produksi.
4.      Marketing objectives, tujuan-tujuan mengenai bidang pemasaran.
5.      Office objectives, tujuan-tujuan mengenai bidang ketatausahaan.

Menurut motifnya terbagi atas:
1.      Public objectives, tujuan-tujuan yang harus dicapai karena ketentuan-ketentuan undang-undang negara.
2.      Organizational objectives, tujuan-tujuan yang harus dicapai karena ketentuan-ketentuan organisasi yang tercantum dalam statuta, Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga yang bersifat zakelijk dan impersonal  (tidak boleh berdasarkan pertimbangan perasaan/selera pribadi dalam upaya pencapaiannya).
3.      Personal objectives, tujuan pribadi atau individual (walaupun mungkin berhubungan dengan organisasi), yang dalam usaha pencapaian nya sangat dipengaruhi oleh selera ataupun pandangan pribadi.

fungsi-fungsi manajemen



FUNGSI-FUNGSI MANAJEMEN MENURUT:

G.R TERRY
JOHN F. MEE
LOUIS A. ALLEN
MC. NAMARA
1. PLANNING
PLANNING
PLANNING
PLANNING
2. ORGANIZING
ORGANIZING
ORGANIZING
PROGRAMMING
3. ACTUATING
MOTIVATING
CONTROLLING
BUDGETING
4. CONTROLLING
CONTROLLING

SYSTEM
HENRY FAYOL
HAROLD KOONTZ &
DR. S.P. SIAGIAN
PROF. DRS. OEY

CYRIL O'DONNELL

    LING LEE
1. PLANNING
PLANNING
PLANNING
PERENCANAAN
2. ORGANIZING
ORGANIZING
ORGANIZING
PENGORGANISASIAN
3. COMMANDING
STAFFING
MOTIVATING
PENGARAHAN
4. COORDINATING
DIRECTING
CONTROLLING
PENGKORDINASIAN
5. CONTROLLING
CONTROLLING
EVALUATING
PENGONTRALAN
W.H. NEWMAN
LUTHER GULLICK
LYNDALL F. URWICK
JOHN D. MILLET
1. PLANNING
PLANNING
FORECASTING
DIRECTING
2. ORGANIZING
ORGANIZING
PLANNING

3. ASSEMBLING
STAFFING
ORGANIZING
FACILITATING
     RESOURCES

4. DIRECTING
DIRECTING
COMMANDING

5. CONTROLLING
COORDINATING
COORDINATING

6. ------------------
REPORTING
CONTROLING

7. ------------------
BUDGETING
 ------------------------


Fungsi-fungsi manajemen

         Untuk mempermudah analisa, para ahli mengemukakan bahwa manajemen terdiri dari beberapa fungsi fundamental. Agar lebih jelas dan sebagai bahan perbandingan, kami mengutip pendapat beberapa ahli seperti tabel di atas.
         Robert Tanembaum mengemukakan bahwa pembagian fungsi-fungsi manajemen oleh para ahli tidak sama karena :
1.      Kompleksnya perusahaan karena jumlahnya sangat besar, maupun karena perkembangan lapangan usaha dan organisasi yang berbeda-berbeda.
2.      Tidak adanya persamaan terminologi diantara ratusan pengarang menyangkut konsep yang sama.
3.      Pemakaian kata-kata tanpa memperhatikan dengan serius arti dan nilainya.
4.      Oleh masing-masing pengarang kurang diuraikan fungsi-fungsi manajemen lainnya.
5.      Kadang-kadang di selipkan soal tekhnik, kemahiran diantara fungsi-fungsi manajer.
6.      Mencampuradukan fungsi dan proses.
7.      Deskripsi fungsi-fungsi sangat subyektif.
8.      Mencapuradukan fungsi dan kegiatan pekerjaan.

Berdasarkan alasan-alasan di atas, kita tidak perlu memperdebatkan pembagian fungsi-fungsi manajemen tersebut. Yang lebih penting, perlu kita ketahui pengertian fungsi-fungsi dan aktivitas-aktivitas yang harus dilakukan oleh setiap fungsi fundamental tersebut.

pengertian manajemen



           Manajemen  berasal dari kata to manage yang berarti mengatur. Dalam hal mengatur, akan timbul masalah, problem, proses, dan pertanyaan tntang apa diatur, siapa yang mengatur, mengapa harus diatur dan apa tujuan pengaturan tersebut. Manajemen juga menganalisa, menetapkan tujuan/sasaran serta mendeterminasi tugas-tugas dan kewajiban-kewajiban secara baik, efektif dan efisian.
       Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan di atas, kita perlu mempelajari, mendalami, menghayati serta memperkembangkan/ mempraktekan manajemen dengan baik. Pengertian manajemen dapat lebih jelas kita ketahui dengan mempelajari beberapa definisi yang dikemukakan para ahli seperti di bawah ini.
1.      Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu (penulis).

2.      Menurut G.R. Terry dalam bukunya “principles of Manajement” (Homewood Illinois, Sixth edition, Richard Irwin, Inc., 1972): Manajemen is a distinct process consisting of planning, organizing, actuating, and controlling performed to determine and accomplish stated objectives by the use of human being and other resources.
Manajemen merupakan suatu proses yang khas yang terdiri dari tindakan-tindakan perencanaan/pengorganisasian, menggerakan dan pengendalian yang dilakukan untuk memntukan serta mencapai sasaran-sasaran yang telah ditentukan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainya.

3.      Menurut Patterson dan E.G. Plowman “Business Organization ang manajement” (fifth edition, Homewood): Mnajement can be defined as a technique by mean of which the purpose and objectives of particular human group are determined, clarified and effectuated. Manajemen dapat didefinisikan sebagai suatu tekhnik, maksud dan tujaun dari keleompok manusia tertentu yang ditetapkan, dijelaskan, dan dijalankan.

4.      Harold Koontz dan Cyril O’Donnel dalam bukunya: “Principles of Manajement, An Analyses of Manajement Functions” (secong edition, Asian student edition, McGraw-Hill Company, Inc., Kogakusha Company, Ltd. Tokyo), memberikan batasan sebagai berikut: Manaj ement is getting things done through people. In bringing about this coordinating of group activity, the manajer, as  a manajer plans, organizes, staffs, direct and control the activities other people”. Manajemen adalah usaha mencapai suatu tujuan tertentu melalui kegiatan orang lain. Dengan demikian manajer mengadakan koordinasi atas sejumlah aktifitas orang lain yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, penempatan, penggerakan dan pengendalian.

5.      Menurut Ralph Currier Davis dalam bukunya “The Fundamentals of Top Manajemen” (Harper Brother Publisher, New York, Kogakusha Company, Ltd. Tokyo ): Mnanajement is the function of executive leadership anywhere. Manajemen adalah fungsi dari pimpinan eksekutif , dimanapun posisinya.

6.      John D. Millet dalam bukunya: “Manajement in the Public Service” mengatakan: “Manajement is the process directing and facilitating the work of people organized in formal group to achieve a desired end”. Manajemen adalah pproses pembimbingan dan pemberian fasilitas terhadap pekerjaan-pekerjaan yang terorganisasi dalam kelompok formal untuk mencapai suatu tujuan yang dikehendaki.

7.      Menurut “Encyclopedia of Social Sciences”,Manajement may be defined as the process, by which the execution of given purpose is put into operating and supervised. Manajemen dapat didefinisikan sebagai suatu proses pelaksanaan suatu tujuan yang direalisasikan dan diawasi.

          Jika definisi-definisi diatas diperhatikan, memang ada perbedaan, tetapi pada dasarnya para penulis mengemukakan inti masalah yang sama. Perbedaannya hanya bersifat gradual saja dan disebabkan oleh perbedaan latar  belakang penulis, keadaan dan sudut penalaran yang dilakukan.

          Kesimpulan yang dapat kita tarik dari semua definisi diatas adalah sebagai berikut :
1.      Manajemen adalah perpaduan antara ilmu pengetahuan dan seni.
2.      Manajemen adalah proses yang sistematis, terkoordinasi dan koperatif dalam usaha-usaha memanfaatkan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainya.
3.      Manajemen mempunyai tujuan tertentu, berhasil tidak nya tujuan itu tergantung pada kemampuan mempergunakan segala potensi yang ada.
4.      Manajeman hanya dapat diterapkan pada sekelompok manusia yang bekerja sama secara formal serta mempunyai tujuan yang sama pula.
5.      Manajemen hanya merupakan alat untuk mencapai tujuan dengan efektif dan efisien.
6.      Dalam manajemen, kepemimpinan merupakan faktor yang sangat dominan.
7.      Manajemen merupakan sistem kerja sama yang koperatif dan rasional.
8.      Manajemen didasarkan pada pembagian kerja, tugas, dan tanggung jawab yang teratur.

pengertian dan peran lembaga keuangan


PENGERTIAN LEMBAGA KEUANGAN

            Lembaga keuangan adalah badan usaha yang kekayaannya terutama dalam bentuk aset keuangan atau tagihan. Lembaga keuangan memberikan kredit kepada nasabah dan menanamkan dananya dalam surat-surat berharga.
            Disamping itu, lembaga keuangan juga menawarkan berbagai  jasa keuangan antara lain :

Ø   Menawarkan berbagai jenis skema tabungan,
Ø   proteksi asuransi,
Ø   program pensiun,
Ø   penyediaan sistem pembayaran dan
Ø   Mekanisme transfer dana.

Lembaga keuangan merupakan bagian dari sistem keuangan dalam ekonomi modern yang melayani masyarakat pemakai jasa-jasa keuangan.






KLASIFIKASI LEMBAGA KEUANGAN

Lembaga keuangan (sering juga disebut lembaga intermediasi) dapat dikelompokkan dalam berbagai cara.
Pengelompokkan yang paling umum dan mudah dimengerti adalah : mengelompokkan lembaga keuangan berdasarkan kemampuan menghimpun dana dari masyarakat secara langsung.      Atas dasar tersebut lembaga keuangan dapat dibedakan menjadi lembaga keuangan depositori dan lembaga keuangan non depositori.

Lembaga Keuangan Depositori.
            Lembaga keuangan ini menghimpun dana secara langsung dari masyarakat dalam bentuk simpanan. Misalnya, giro, tabungan atau deposito berjangka yang diterima dari penabung atau unit surplus.
Unit surplus dapat berupa : perusahaan, pemerintah dan rumah tangga yang memiliki kelebihan pendapatan setelah dikurangi kebutuhan untuk konsumsi. Lembaga keuangan yang menawarkan jasa-jasa seperti ini adalah bank-bank.

Lembaga Keuangan Non Depositori
            Lembaga keuangan yang masuk dalam kelompok ini adalah :
Ø  Lembaga keuangan yang kegiatan usahanya bersifat kontraktual, yaitu menarik dana dari masyarakat dengan menawarkan kontrak untuk memproteksi penabung terhadap risiko ketidakpastian.
Misalnya, polis asuransi, program pensiun.
Kelompok lembaga keuangan kontraktual dapat disebut seperti : perusahaan asuransi dan perusahaan dana pensiun.
Ø  Lembaga keuangan investasi, yaitu lembaga keuangan yang kegiatannya melakukan investasi di  pasar uang dan pasar modal.
Misalnya, perusahaan efek, perusahaan reksa dana
Ø  Lembaga keuangan bukan bank lainnya yang kegiatan usahanya tidak termasuk dalam kelompok  lembaga keuangan kontraktual dan investasi yaitu : perusahaan modal ventura dan perusahaan pembiayaan yang menawarkan jasa pembiayaan sewa guna, anjak piutang, pembiayaan konsumen, dan perusahaan kartu kredit.



PERAN LEMBAGA KEUANGAN DALAM PROSES INTERMEDIASI

            Intermediasi keuangan adalah proses pembelian surplus dana dari unit ekonomi  yaitu,  sektor usaha,  pemerintah dan individu atau rumah tangga, untuk disalurkan kepada unit ekonomi defisit. Dengan kata lain, intermediasi keuangan merupakan kegiatan pengalihan dana dari penabung kepada peminjam       Lembaga keuangan memiliki peran pokok dalam proses pengalihan dana dalam perekonomian. Proses intermediasi dilakukan oleh lembaga keuangan dengan cara membeli sekuritas primer yang diterbitkan oleh unit defisit dan dalam waktu yang sama lembaga keuangan mengeluarkan sekuritas sekunder kepada penabung atau unit surplus.
Sekuritas primer antara lain : dapat berupa saham, obligasi, commercial paper, perjanjian kredit dsb.  Sekuritas sekunder adalah : giro, tabungan, deposito berjangka, sertifikat deposito, polis asuransi, reksa dana dsb.
            Bagi penabung simpanan tersebut merupakan aset (kekayaan) finansial, di pihak bank merupakan  utang.  Selanjutnya sekuritas sekunder tersebut dapat dialihkan menjadi aset. Misalnya, dalam bentuk pinjaman kepada unit defisit atau dengan membelikannya surat-surat berharga di pasar uang dan pasar modal.